Rabu, 01 Mei 2013

cerpen (KARANGAN TANPA JUDUL)



By : Nadya Zakia Fitria
            Pagi ini, suasana MOS hari pertama di sekolah cukup ramai. Mobil-mobil mewah berhamburan di tempat parkir. Yah, maklum sekolah ini memang sangat elit dan juga favorit untuk kalangan orang kaya. Aku berangkat hanya menggunakan sepeda kesayanganku, karena rumahku memang tak jauh dari sekolah baruku ini, yupz SMA 11 Depok. Ke empat sahabat dari kecilku juga sekolah di sini, mereka adalah si centil dan si manja Icha, si pendiam Felly, si smart dan kutu buku Rafi dan juga si ganteng dan yang jago main gitar dan olahraga Aska.

            Akupun memarkirkan sepeda jinggaku di samping sepeda-sepeda mereka.
            “pagi za!” sapa Aska dengan manisnya.
            “oh,hai! Pagi!” balasku
“udah yuk masuk! Ntar telat masuk kelas! Kita kan harus nyari kelasnya dulu.” Rangkul Icha padaku dan mengajak semuanya.
            “ayo!” jawaban kami serempak.
            Sukurlah, secara kebetulan kamu berlima mendapat kelas yang sama, yaitu X-A. MOS dihari pertama emang sukses, tapi esoknya aku lupa bawa topi kardus aku. Begitu juga dengan cewe yang bernama jasmine anak X-B. Kami berdua dihukum, disuruh ubtuk berdiri di tengah lapangan dan mengerjakan tiga tantangan dari ketua OSIS. Tantangan pertama adalah memasukan 3 bola basket ke ring. Jasmine dapat memasukan 2 bola, sedangkan aku sama sekali tidak bisa memasukannya satupun. Tantangan kedua, aku disuruh mengerjakan 3 soal yang bener-bener aku ngga tau maksudnya, meskipun waktu SMP aku selalu ikut 3 besar di kelas. Dan hebatnya jasmine dapat menjawab satu di antaranya. Kakak OSIS itu tersenyum sinis ke arahku.
“kamu itu bodoh atau apa? Memasukan bola ke ring ngga ada yang masuk,ngerjain soal kaya ginian ngga ada hasilnya? Kok bisa kamu masuk ke SMA ini ha?”
“bodoh? Seharusnya kakak yang ngaca , ini tuh pelajaran yang belom pernah anak SMP normal kaya aku pelajarin. Jadi kesimpulannya kakak yang bodoh!”
“lalu kenapa Jasmine bisa menjawabnya?”
“kan Cuma satu mungkin saja itu hanya kebetulan!”
“jadi kamu kira aku sama bodohnya sama kamu?” sela Jasmin di tengah pembicaraan aku dengan ketua OSIS sok ganteng itu, yang katanya namanya Rizal.
“loh, kok kamu jadi ikutan nyolot sih? Ngga gitu juga kali maksud aku” jawab aku
“udah cukup! Kita lanjutin aja tantangan ketiga. Yaitu nyanyi plus main gitar. Nih gitarnya” kata kak Rizal sambil menyodorkan gitar kepadaku.
Dalam hati aku bertanya, kenapa semua tantangannya adalah kelemahanku. Seketika itu wajahku pucat pasi. Keringat dingin bercucuran, melihat semua peserta MOS dan para pengurus OSIS memandangku dengan tatapan aneh.
“paling jawabanya adalah nggak bisa” ucsp jasmine culas
“Apah? Berani-beraninya dia berkata seperti itu dengan sinisnya.Ternyata jasmine adalah cewe yang menyebalkan. Kenapa bisa aku bertemu dengan cewe culas seperti dia. Untung saja kita tidak sekelas. Hufft!” ucapku dalam hati
“jadi benar kamu tidak bisa?” Tanya kak Rizal dengan ramah, mungkin dia sudah melihat wajahku yang memerah menahan malu.
“yah, aku memang belum bisa.” Aku menundukan kepalaku, ingin menangis rasanya. Tapi itu hanya akan memperburuk image aku.
“ya tuhan, hey! Siapa namamu?”
“Talita kak.”
“maukah kamu berjanji untuk berlatih dan memperbaiki dari ketiga tantangan tadi?” ucapnya dengan penuh sikap bijak, sambil tersenyum manis ke arahku.
Aku hanya mengangguk dan membalas senyumnya. Dan semua bertepuk tangan, meski jasmine hanya tersenyum sinis padaku. Setelah itu aku dan yang lain kembali kekelas masing-masing.
“kamu hebat ta, padahal yah kalo kamu tau padahal kak Rizal di sekolah ini terkenal judes loh. Tapi kamu hebat banget bisa ngebuat kak Rizal tersenyum manis kaya gitu, wah, tambah ganteng banget kalo dilihat” kata Icha sambil menepuk pundakku.
“beneran cha? Jangan-jangan dia suka sama kamu ta?” ucap Rafi
“haha, ngga mungkin banget lah Raf!” jawab aku dengan santai, meski dalam hati sedikit kaget dengan pernyataan Rafi.
“udahlah, talita pasti masih capek. Jangan diganggu terus!” ucap Felly yang duduk di sampingku. Aku hanya tersenyum sambil melihat ke arahnya.
“eh ta, ntar aku deh yang ngajarin kamu main basket dan gitar. Ok?” tawar Aska, dan sangat jelas aku pasti menyetujuinya.
Seketika itu popularitas aku di sekolah naik 180°. Menjadi trending topic di sekolah. Selaiin itu juga aku dengan kak Rizal semakin akrab dan dekat. Seperti kakak adik yang tak mau terpisahkan. Bahkan kami sudah mengenal keluarganya satu sama lain. Kak Rizal juga pasti membelaku jika ada yang mencari masalah denganku. Termasuk Jasmine yang selalu menggangguku. Meski aku tahu kalo kak Rizal sebenarnya menyukai Jasmine. Tapi ia menyembunyikan perasaannya.
Satu tahun sudah aku bersekolah disini. Dan dua semester ini aku selalu mendapat juara kelas, bahkan paralelnya di atas Jasmine. Bahkan empat bulan yang akan datang aku bersama timku akan mengikuti perlombaan Basket antar-SMA. Tapi ketika kenaikan kelas aku mendapat berita buruk, atau bahkan sangat buruk, berita bahwa kakak Rizal menglami kecelakaan motor di perlintasan kereta api. Dan yang sangat membuat aku drop adalah ternyat dia mau menemuiku untuk mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung kepadaku. Ya, dia meninggal tepat dihari ulang tahunku.
Selama beberapa minggu aku drop. Apalagi dengan ungakapan Jasmine yang menyatakan bahwa akulah penyebab kematian kak Rizal. Tapi aku mencoba bangkit kembali itu juga dengan bantuan ke empat sahabat setiaku. Dan aku akan berusaha meningkatkan prestasi lagi. Untuk menepati janjiku.
Setahun berselang. Dan sekarang kenaikan kelas 3, tetapi aku belum bisa bermain gitar hanya aku sudah menciptakan sebuah lagu untuk semua orang yang aku kenal tentang semangat dan cinta. Dua bulan kemudian dengan bantuan Aska aku bisa bermain gitar dengan baik dan di acara kelulusan prom night aku disuruh membuka acara tersebut dengan menyanyikan laguku yang belum ada orang yang tau liriknya selain aku dan Aska.
Saat prom night, jasmine menghampiriku dia meminta maaf kepadaku karena sudah memusuhinya selama tiga tahun ini dan sering menyebarkan isu-isu negatif tentang diriku. Dan dia ternyata baru tahubkalau kak Rizal menyukainya, ternyata bencinya dia kepadaku karena cemburu melihat kedekatanku dengan Kak Rizal yang sekarang sudah pergi selamanya.  Aku senang mendengarnya, kamipun berpelukan. Dan saat itu aku dipanggil untuk mengisi panggung. Akupun menaiki panggung dengan gitar kesayanganku yang diberikan kak Rizal kepadaku. Dengan gaun jingga-warna favoritku-dan dengan sepatu high hels putih bermanik-manik jingga. Sepadan dengan gaunya. Sambil duduk di kursi di atas panggung, aku mulai memetik gitarku.
“sebelumnya, ini adalah lagu ku yang belum aku kasih judul”
Reff :   Jalan kita takkan berbeda
            Karna kita kan slalu bersama
            Membuat cerita, cerita bahagia
            Bersama canda tawa
            Bersama suka duka
            Bersama selamanya
            “Bruk.!” Aku jatuh dari kursi, hidungku mengeluarkan darah. Dan nafas terakhirku berhembus di depan mata teman-temanku. Semua orang panik dan berteriak bertanya ada apa denganku. Yah, tanpa keluarga dan teman-temanku tahu, aku sudah menderita tumor otak stadium akhir. Aku pergi selamanya, meninggalkan keluarga dan sahabat terbaik juga teman-teman yang lain. Bersama kak Rizal aku akan melihat kalian dari langit.
‘TAMAT’




NAMA : NADYA ZAKIA FITRIA
KELAS  : IX D
ABSEN : 19

1 komentar: