By :
Nadya Zakia Fitria
Pagi ini, suasana MOS hari pertama di
sekolah cukup ramai. Mobil-mobil mewah berhamburan di tempat parkir. Yah, maklum sekolah ini memang sangat elit dan juga
favorit untuk kalangan orang kaya. Aku berangkat hanya menggunakan sepeda
kesayanganku, karena rumahku memang tak jauh dari sekolah baruku ini, yupz SMA
11 Depok. Ke empat sahabat dari kecilku juga sekolah di sini, mereka adalah si
centil dan si manja Icha, si pendiam Felly, si smart dan kutu buku Rafi dan
juga si ganteng dan yang jago main gitar dan olahraga Aska.
Akupun
memarkirkan sepeda jinggaku di samping sepeda-sepeda mereka.
“pagi
za!” sapa Aska dengan manisnya.
“oh,hai!
Pagi!” balasku
“udah yuk masuk! Ntar telat masuk kelas!
Kita kan harus nyari kelasnya dulu.” Rangkul Icha padaku dan mengajak semuanya.
“ayo!”
jawaban kami serempak.
Sukurlah,
secara kebetulan kamu berlima mendapat kelas yang sama, yaitu X-A. MOS dihari
pertama emang sukses, tapi esoknya aku lupa bawa topi kardus aku. Begitu juga
dengan cewe yang bernama jasmine anak X-B. Kami berdua dihukum, disuruh ubtuk
berdiri di tengah lapangan dan mengerjakan tiga tantangan dari ketua OSIS.
Tantangan pertama adalah memasukan 3 bola basket ke ring. Jasmine dapat
memasukan 2 bola, sedangkan aku sama sekali tidak bisa memasukannya satupun.
Tantangan kedua, aku disuruh mengerjakan 3 soal yang bener-bener aku ngga tau
maksudnya, meskipun waktu SMP aku selalu ikut 3 besar di kelas. Dan hebatnya
jasmine dapat menjawab satu di antaranya. Kakak OSIS itu tersenyum sinis ke
arahku.
“kamu itu bodoh atau apa? Memasukan bola ke
ring ngga ada yang masuk,ngerjain soal kaya ginian ngga ada hasilnya? Kok bisa
kamu masuk ke SMA ini ha?”
“bodoh? Seharusnya kakak yang ngaca , ini
tuh pelajaran yang belom pernah anak SMP normal kaya aku pelajarin. Jadi
kesimpulannya kakak yang bodoh!”
“lalu kenapa Jasmine bisa menjawabnya?”
“kan Cuma satu mungkin saja itu hanya
kebetulan!”
“jadi kamu kira aku sama bodohnya sama
kamu?” sela Jasmin di tengah pembicaraan aku dengan ketua OSIS sok ganteng itu,
yang katanya namanya Rizal.
“loh, kok kamu jadi ikutan nyolot sih? Ngga
gitu juga kali maksud aku” jawab aku
“udah cukup! Kita lanjutin aja tantangan
ketiga. Yaitu nyanyi plus main gitar. Nih gitarnya” kata kak Rizal sambil
menyodorkan gitar kepadaku.
Dalam hati aku bertanya, kenapa semua
tantangannya adalah kelemahanku. Seketika itu wajahku pucat pasi. Keringat
dingin bercucuran, melihat semua peserta MOS dan para pengurus OSIS memandangku
dengan tatapan aneh.
“paling jawabanya adalah nggak bisa” ucsp
jasmine culas
“Apah? Berani-beraninya dia berkata seperti
itu dengan sinisnya.Ternyata jasmine adalah cewe yang menyebalkan. Kenapa bisa
aku bertemu dengan cewe culas seperti dia. Untung saja kita tidak sekelas.
Hufft!” ucapku dalam hati
“jadi benar kamu tidak bisa?” Tanya kak
Rizal dengan ramah, mungkin dia sudah melihat wajahku yang memerah menahan
malu.
“yah, aku memang belum bisa.” Aku
menundukan kepalaku, ingin menangis rasanya. Tapi itu hanya akan memperburuk
image aku.
“ya tuhan, hey! Siapa namamu?”
“Talita kak.”
“maukah kamu berjanji untuk berlatih dan
memperbaiki dari ketiga tantangan tadi?” ucapnya dengan penuh sikap bijak,
sambil tersenyum manis ke arahku.
Aku hanya mengangguk dan membalas
senyumnya. Dan semua bertepuk tangan, meski jasmine hanya tersenyum sinis
padaku. Setelah itu aku dan yang lain kembali kekelas masing-masing.
“kamu hebat ta, padahal yah kalo kamu tau
padahal kak Rizal di sekolah ini terkenal judes loh. Tapi kamu hebat banget
bisa ngebuat kak Rizal tersenyum manis kaya gitu, wah, tambah ganteng banget
kalo dilihat” kata Icha sambil menepuk pundakku.
“beneran cha? Jangan-jangan dia suka sama
kamu ta?” ucap Rafi
“haha, ngga mungkin banget lah Raf!” jawab
aku dengan santai, meski dalam hati sedikit kaget dengan pernyataan Rafi.
“udahlah, talita pasti masih capek. Jangan
diganggu terus!” ucap Felly yang duduk di sampingku. Aku hanya tersenyum sambil
melihat ke arahnya.
“eh ta, ntar aku deh yang ngajarin kamu
main basket dan gitar. Ok?” tawar Aska, dan sangat jelas aku pasti
menyetujuinya.
Seketika itu popularitas aku di sekolah
naik 180°. Menjadi trending topic di sekolah. Selaiin itu juga aku dengan kak
Rizal semakin akrab dan dekat. Seperti kakak adik yang tak mau terpisahkan.
Bahkan kami sudah mengenal keluarganya satu sama lain. Kak Rizal juga pasti
membelaku jika ada yang mencari masalah denganku. Termasuk Jasmine yang selalu
menggangguku. Meski aku tahu kalo kak Rizal sebenarnya menyukai Jasmine. Tapi
ia menyembunyikan perasaannya.
Satu tahun sudah aku bersekolah disini. Dan
dua semester ini aku selalu mendapat juara kelas, bahkan paralelnya di atas
Jasmine. Bahkan empat bulan yang akan datang aku bersama timku akan mengikuti
perlombaan Basket antar-SMA. Tapi ketika kenaikan kelas aku mendapat berita
buruk, atau bahkan sangat buruk, berita bahwa kakak Rizal menglami kecelakaan
motor di perlintasan kereta api. Dan yang sangat membuat aku drop adalah
ternyat dia mau menemuiku untuk mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung
kepadaku. Ya, dia meninggal tepat dihari ulang tahunku.
Selama beberapa minggu aku drop. Apalagi
dengan ungakapan Jasmine yang menyatakan bahwa akulah penyebab kematian kak
Rizal. Tapi aku mencoba bangkit kembali itu juga dengan bantuan ke empat
sahabat setiaku. Dan aku akan berusaha meningkatkan prestasi lagi. Untuk
menepati janjiku.
Setahun berselang. Dan sekarang kenaikan
kelas 3, tetapi aku belum bisa bermain gitar hanya aku sudah menciptakan sebuah
lagu untuk semua orang yang aku kenal tentang semangat dan cinta. Dua bulan kemudian
dengan bantuan Aska aku bisa bermain gitar dengan baik dan di acara kelulusan
prom night aku disuruh membuka acara tersebut dengan menyanyikan laguku yang
belum ada orang yang tau liriknya selain aku dan Aska.
Saat prom night, jasmine menghampiriku dia
meminta maaf kepadaku karena sudah memusuhinya selama tiga tahun ini dan sering
menyebarkan isu-isu negatif tentang diriku. Dan dia ternyata baru tahubkalau
kak Rizal menyukainya, ternyata bencinya dia kepadaku karena cemburu melihat
kedekatanku dengan Kak Rizal yang sekarang sudah pergi selamanya. Aku senang mendengarnya, kamipun berpelukan.
Dan saat itu aku dipanggil untuk mengisi panggung. Akupun menaiki panggung
dengan gitar kesayanganku yang diberikan kak Rizal kepadaku. Dengan gaun
jingga-warna favoritku-dan dengan sepatu high hels putih bermanik-manik jingga.
Sepadan dengan gaunya. Sambil duduk di kursi di atas panggung, aku mulai
memetik gitarku.
“sebelumnya, ini adalah lagu ku yang belum
aku kasih judul”
Reff : Jalan
kita takkan berbeda
Karna
kita kan slalu bersama
Membuat
cerita, cerita bahagia
Bersama
canda tawa
Bersama
suka duka
Bersama
selamanya
“Bruk.!”
Aku jatuh dari kursi, hidungku mengeluarkan darah. Dan nafas terakhirku
berhembus di depan mata teman-temanku. Semua orang panik dan berteriak bertanya
ada apa denganku. Yah, tanpa keluarga dan teman-temanku tahu, aku sudah
menderita tumor otak stadium akhir. Aku pergi selamanya, meninggalkan keluarga
dan sahabat terbaik juga teman-teman yang lain. Bersama kak Rizal aku akan
melihat kalian dari langit.
‘TAMAT’
NAMA : NADYA ZAKIA FITRIA
KELAS : IX D
ABSEN : 19
Kak aku izin copy cerpennya ya
BalasHapus