Senin, 27 Mei 2013

Mr. Kodok




                                                                   
Kamu datang tak terduga
Akupun mengenalmu tanpa sengaja
Teman yang meperkenalkan kita
Menjadikan kita bersaudara

Lilin





Kau itu mungil
Kau juga baik
Kau merelakan tubuhmu
Untuk menerangiku

Ingin



Bisakah kau
Mendengarku
Melihatku
Merasakanku

Faktanya . . .





Malaikat pernah mengingatkanku
Bahwa, tak semua cinta
Akan berakhir bahagia

(Nol derajat)





Aku merasakan hatiku
Berasa berat
Berasa berkabut
Berasa hitam
Berasa kaku
Mati rasa . .

ANGEL




Aku tak tau
Mengapa Tuhan menurunkanmu
Dari surga yang penuh salju
Untuk merawatku
Menjadikanku anakmu



Usiaku menginjak remaja
Sedikit tau tentang arti cinta
Tau tentang tangisan air mata
Yang belum tentu bahagia
Tapi justru menderita
Menderita karna tak bisa melupa
Melupa sebuah rasa
Rasa hati di dalam dada

DOA




Perasaanku, sebuah kisah nyata
Memilikimu, sebuah rekayasa
Rekayasa yang aku buat dalam mimpi
Mimpi besar, agar aku tak kecewa

Rabu, 01 Mei 2013

cerpen (TINI WITH VALENT)




By :Nadya Zakia Fitria
         
Adaw!
          Rasanya gak populer tuh kayak naik hysteria yang tinggiii… banget dan waktu udah nyampe puncak ngga di turun-turunin #tragisbanget! Itu yang udah Tini rasain selama 1 tahun di sekolah ini, sekolah favorit di Semarang, SMP 75 Semarang, Tini Cuma dikenal sama beberapa anak. Itu juga mereka Cuma mau manfaatin Tini, di segi kepintaran sama kekayaan emang Tini sangat berkecukupan meskipun namanya agak “use”. Jadi Cuma anak-anak yang ngga tau malu dan bodoh juga yang matre yang ndeketin cewe cupu kutu buku kaya Tini. Entah cuma numpang berangkat pake mobil kaya Lisa, atau minta di traktir jajan kaya Dewi cs, bisa juga minta dikerjain PR-nya kaya Bonbon dkk. Setelah dapat yang mereka inginkan, mereka akan pergi. Dan jika mereka membutuhkan akan kembali lagi. Dan Tinipun cuma pasrah nrima keadaan yang bener-bener ngenes ini.
          Sebenarnya cupu-nya Tini ngga kaya yang di sinetron-sinetron itu. Mereka kumel dan dekil. Sedangkan Tini bersih dan tidak udik, kulitnya juga halus, mukanya juga cantik. Cuma karena Tini memakai kacamata yang agak tebel, ngga cuma itu juga, rambut panjang Tini ngga pernah dia ikat modis walaupun tiap minggu dia ke salon untuk perawatan rambut. Yah, rambutnya selalu dikepang dua. Dan semua penampilan ini adalah kemauan mamanya. Katanya sih supaya anak gadisnya ini ngga terjerumus ke pergaulan sesat. Entah apa hubungannya, Tini ngga bisa nolak kemauan mamanya. Oiya,selain itu mamanya juga ngga mau ngasih Tini Smartphone yang canggih. Bayangin aja, di tahun 2012 ini Tini masih pake Handphone yang tebelnya kaya bungkus rokok.
          Hari ini adalah hari pertama Tini masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Dan ternyata di kelas Tini ada murid baru pindahan dari Jakarta katanya. Di lihat dari cara murid baru itu memperkenalkan diri dia termasuk anak yang ceria dan periang.  Namanya Valent, parasnya cantik dan manis. Penampilan dan gayanya sangat modis.

cerpen (KARANGAN TANPA JUDUL)



By : Nadya Zakia Fitria
            Pagi ini, suasana MOS hari pertama di sekolah cukup ramai. Mobil-mobil mewah berhamburan di tempat parkir. Yah, maklum sekolah ini memang sangat elit dan juga favorit untuk kalangan orang kaya. Aku berangkat hanya menggunakan sepeda kesayanganku, karena rumahku memang tak jauh dari sekolah baruku ini, yupz SMA 11 Depok. Ke empat sahabat dari kecilku juga sekolah di sini, mereka adalah si centil dan si manja Icha, si pendiam Felly, si smart dan kutu buku Rafi dan juga si ganteng dan yang jago main gitar dan olahraga Aska.

dongeng (Putri Hutan)



Putri Hutan
By : Nadya Zakia

                Jaman dahulu hidup seorang anak bernama Putri. Dia adalah seorang gadis kecil yang sangat manja dan nakal. Dia hanya hidup bersama ibunya karna ayahnya meninggal saat ia berumur dua tahun, karena sakit. Putri tinggal bersama ibunya di pinggir hutan, jauh dari keramaian. Hidup mereka bergantung pada hutan tersebut.
            Setelah menginjak dewasa sifat Putri semakin menjadi-jadi. Dia mulai membangkang nasihat ibunya, karena ia sering menganiaya hewan-hewan di hutan. Itu seperti hobinya, karena mungkin tak ada teman bermain, sehingga ia memilih untuk bermain dengan hewan-hewan di hutan, meskipun yang ia lakukan adalah menyakiti hewan-hewan itu.