Baca dulu prolognya!!!
Tentu saja ini akan menjadi 7 cerita yang aku tidak menjanjikan panjang, karena itu berarti aku harus mengingat masa-masa bahagia bersama mereka walaupun mempunyai satu masa yang sama dari ketujuhnya.
Sebelumnya, aku pernah ber-pacar-an, pertama kali, sewaktu kelas 1 smp, awal mula aku membuka diri dengan lawan jenis. Karena sebelumnya aku tidak tertarik untuk -beradu cinta- ala bocah jaman dulu, meskipun dari sd beberapa mencoba mendaftarkan dirinya. Aku merasa sombong(!)
Namanya Riza, dia menjadi orang pertama yang beruntung menyandang status 'pacar pertama' seorang milea adam hussain, no, i mean nadya
Pacar pertama nadya. Yeah he is.
Dia kakak kelasku sewaktu sd, dia mengaku memendam rasa -yang menjadi rahasia umum bagi temantemannya- sejak dia kelas 6, dan memang sejak sd juga aku sudah sering di suitsuit oleh kaka kelas, yang aku tau, bukan cuma riza yang memendam rasa hehehehehehehe. Sampai akhirnya dia lulus, dan aku lulus, berjalan dua taun, kami memang tidak satu smp, dan tidak pernah bertemu juga sebelumnya, sampai pada suatu ketika, kita bertemu di depan gerobak abang tukang bakso, saat aku membeli soto, eh bakso, yang memang itu dekat dengan rumah dia. Selang berapa hari itu, dia langsung bisa mendapatkan nomer hpku dan menghubungiku, dan yah, begitu cara bocah melakukan pdkt nya.
Entah untuk menghargainya, atau ingin melakukan hal baru, beberapa minggu setelah itu, dia -menembakku- lewat telepon. Coiy. Telepon. Dan kenapa aing mau maunya terima si. Bego-_- iya aku temani kalian yang ingin mentertawakan kepolosanku... Tapi percayalah, dia tadinya ingin kerumahku, hanya aku tak mau, aku malu, ah bayangkan saja anak smp berbicara cinta didepan rumah. Aku merinding. Sedang aku saja masih suka main masakmasakan atau jualan es buah dari dari bahan beluluk didepan rumah :) ga lucu kalo jadinya main rumahrumahan sama pacar. Yakaaaan!!!!
Bagiku, pacaran hanya status, tapi berguna menjadi kunci waktu dan kunci uang, mendapatkan waktu lebih dariku untuk berkabar, dan kunci uang dari biaya pulsa tiap harinya. Meskipun dulu banyak gratisan sms, tidak seperti sekarang. Telpon juga lancar, aku penasaran, dulu apa yang kita bicarakan tiap sore itu ya za.
Berjalan sekitar dua minggu dan kita belum bertemu sejak berstatus pacaran, entahlah, aku yakin saat itu aku takut, takut ketauan, takut dimarahi, takut, hanya takut terhadap mamah yang mulai curiga denganku yang tak pernah lepas dari hape seperempat kilo itu. Akhirnya aku memutuskan riza, dengan alasan, apaya aku lupa. Dia sempat tidak terima dan memakimakiku, ah kurang ajar dia. Tapi itu salahku, aku tau. Sedang dia sayang sedari dulu. Maafkan aku riza. Selamat tinggal riza yang aku gatau kamu sekarang dimana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar