Yaitu Dilan yang dulu pernah meramal bahwa aku akan
bertemu dia di kantin dan salah.
Dilan yang dulu pernah datang ke rumahku memberi surat undangan untuk datang
ke sekolah dari senin sampai sabtu lengkap disertai nama Kepala Sekolah sebagai orang
yang turut mengundang. Bukan surat cinta, cuma surat undangan yang aneh. tapi ayah
dan ibu ketawa setelah kuceritakan.
Dilan yang pernah ngirim Bi Asih untuk memijit aku agar bisa lekas pulih dari sakit.
Bentuk perhatian macam apa yang bisa menyamai hal itu? Sederhana, tidak semewah Taj
Mahal, tetapi itu lebih baik dari cuma sekedar kata-kata.
Dilan yang pernah nyuruh tukang koran, tukang sayur, tukang pos, sampai petugas
PLN dan tukang nasi goreng, untuk menyampaikan cokelatnya kepadaku. Seolah-olah
semua manusia di dunia, dengan aneka macam profesinya, bersekongkol untuk membuat
aku senang.
Dilan yang pernah ngasih kado berupa buku TTS yang lebih berharga dari boneka
yang termahal sekalipun. Cuma buku TTS. itu murah, tapi kebayang bagaimana dia harus
begadang untuk mengisi jawabannya, seperti sebuah perjuangan yang harus ia tempuh
demi bisa membuat aku merasa istimewa.
Dilan yang pernah berucap dengan aneka macam kata-kata yang selalu bisa
membuatku bahagia, membuatku ketawa. Kata-kata biasa, bahkan cenderung gak
penting, tetapi aku selalu menunggu dia akan meneleponku setiap malam. Betul, bukan
kata-kata cinta, tapi mampu menumbuhkan rasa cinta.