sebetulnya aku enggan, membuka lembaran blog-ku dengan keluh peluh ku, saat ini aku disibukan oleh pekerjaan yang sudah kutekuni hampir delapan bulan lamanya, oya, aku baru saja menyimpan folder revise ku barusan, aku sudah sidang, hampir kelar aku untuk bergelar, banyak sekali liku siku duatahun terakhir, banyak yang ingin kusampaikan, mungkin lain kali, ketika ingatanku benar-benar sehat untuk memutar memorinya.
malam ini aku ingin bercerita, aku bertemu seorang laki, yaah wajahnya tidak sesuai umurnya, masih terlihat muda, nyatanya, sifatnya pun sama, tak seperti umurnya. aku berurusan dengan dia. awalnya, dia menyukaiku, sangat menyukaiku, mengejarku, berharap bisa ke arah yang lebih serius. tentu saja, itu bukan nadya, membuka hati pada sembarang laki, yang belum mencoba betapa egoisnya diri ini. aku hanya tidak ingin melakukan adaptasi. ku tolak, dari prolog sampai epilog, aku jawab tidak, tanpa getar.
ternyata dia lebih gentar, tetap berjuang.
sampai akhirnya, batu pun retak, akhirnya hancur.
menyalahkanku, atas kerasnya
padahal jelas, dia yang tak punya kokohnya
sempat, sekitar menunjukku, mengetok palu, menyatakan bahwa semua salahku. hak dia menyukaiku, apakah kewajibanku membalasnya? tanyaku.
terus-terusan, bayang sedih yang selalu dia suguhkan padaku, pada atasanku, pada rekan kerjaku
menjadi-jadi orang menghakimiku
aku heran, terkejut, bingung, dan marah. apa yang salah
sebentar, tahan sebentar, semua akan berlalu, ini masalah tak sebanding dengan yang lain
aku diam, tetap diam, sedikit geram, tapi tahan
naik kisah lagi, dia mendapatkan pengganti, masih satu gerbang kerjaan denganku.
kuucapkan selamat, dia mulai terbiasa.
nyatanya beda,
sekarang dia jauh lebih aneh
kukira sudah bahagia dengan wanitanya
tapi story sosial medianya justru melantunkan banyak kebencian padaku..
ini sungguh lucu, wahai umur tiga satu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar