Senin, 16 Januari 2023

sesaat

datang benturan
mencoba melihat dari seberang
sebuah karma, atau hanya tamparan

Selasa, 09 Maret 2021

lagi

menulis sungguh candu

aku kembali

.....

kali ini dengan kisah yang lalu

ada sedikit memori di otakku

tentang mimpi dan masa depanku

yang nyatanya layu

bukan dia kisahku

aku tidak mencari pembenaran disini

namun setiap aku bertanya dan menyalahkan diri

aku tak dapat menemukan kunci

apa yang membuat kisahku seperti ini

benci dan sesal

sungguh merubah polaku

kalian harus bertanggung jawab atas dosaku

tua bukan dewasa

sebetulnya aku enggan, membuka lembaran blog-ku dengan keluh peluh ku, saat ini aku disibukan oleh pekerjaan yang sudah kutekuni hampir delapan bulan lamanya, oya, aku baru saja menyimpan folder revise ku barusan, aku sudah sidang, hampir kelar aku untuk bergelar, banyak sekali liku siku duatahun terakhir, banyak yang ingin kusampaikan, mungkin lain kali, ketika ingatanku benar-benar sehat untuk memutar memorinya.

malam ini aku ingin bercerita, aku bertemu seorang laki, yaah wajahnya tidak sesuai umurnya, masih terlihat muda, nyatanya, sifatnya pun sama, tak seperti umurnya. aku berurusan dengan dia. awalnya, dia menyukaiku, sangat menyukaiku, mengejarku, berharap bisa ke arah yang lebih serius. tentu saja, itu bukan nadya, membuka hati pada sembarang laki, yang belum mencoba betapa egoisnya diri ini. aku hanya tidak ingin melakukan adaptasi. ku tolak, dari prolog sampai epilog, aku jawab tidak, tanpa getar.

ternyata dia lebih gentar, tetap berjuang.

sampai akhirnya, batu pun retak, akhirnya hancur.

menyalahkanku, atas kerasnya

padahal jelas, dia yang tak punya kokohnya

sempat, sekitar menunjukku, mengetok palu, menyatakan bahwa semua salahku. hak dia menyukaiku, apakah kewajibanku membalasnya? tanyaku.

terus-terusan, bayang sedih yang selalu dia suguhkan padaku, pada atasanku, pada rekan kerjaku

menjadi-jadi orang menghakimiku

aku heran, terkejut, bingung, dan marah. apa yang salah

sebentar, tahan sebentar, semua akan berlalu, ini masalah tak sebanding dengan yang lain

aku diam, tetap diam, sedikit geram, tapi tahan

naik kisah lagi, dia mendapatkan pengganti, masih satu gerbang kerjaan denganku.

kuucapkan selamat, dia mulai terbiasa.

nyatanya beda,

sekarang dia jauh lebih aneh

kukira sudah bahagia dengan wanitanya

tapi story sosial medianya justru melantunkan banyak kebencian padaku..

ini sungguh lucu, wahai umur tiga satu